Judul buku : Strategi Belajar Mengajar
Pengarang : Drs. Syaiful Bahri
Djamarah & Drs. Aswan Zain
Penerbit : Rineka Cipta
Konsep Strategi Belajar Mengajar
A.
Pengertian
Dihubungkan dengan belajar mengajar,
strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam
perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
digariskan.
Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal
berikut:
1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi
dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana
yang diharapkan.
2. Memilih sistem pendekatan belajar
mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan tekhnik belajar mengajar yang dianggap
paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam
menunaikan kegiatan mengajarnya.
4. Menetapkan norma-norma dan batas
minimal keberhasilan atau criteria serta standar keberhasilan sehingga dapat
dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar
mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan sistem
instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.
Ada 4 masalah pokok yang dijadikan pedoman buat pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar agar berhasil sesuai dengan yang diharapkan yaitu :
1. Spesifikasi
dan kualifikasi tingkah laku yang
bagaimana diinginkan sebagia hasil belajar mengajar yang dilakukan itu. Disini
terlihat apa yang dijadikan sebagai sasaran dari kegiatan belajar mengajar.
Sasaran yang dituju harus jelas dan terarah. Oleh karena itu tujuan pengajaran
yang dirumuskan harus jelas dan konkret, sehingga mudah dipahami oleh anak
didik.
2. Memilih cara pendekatan belajar
mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran.
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan tekhnik belajar mengajar yang dianggap
paling efektif.
4. Menerapkan norma-norma atau criteria
keberhasilan sehingga guru mempunyai pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk
menilai sampai sejauh mana keberhasilan tugas-tugas yang telah dilakukannya.
B.
Klasifikasi Strategi Belajar Mengajar
Menurut Tabrani Rusyan dkk, terdapat berbagai
masalah sehubungan dengan strategi belajar mengajar, yaitu :
1. Konsep dasar strategi belajar mengajar
Konsep dasar ini meliputi :
a.
Menetapkan
spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku
b. Menentukan pilihan berkenaan dengan
pendekatan terhadap masalah belajar mengajar
c.
Memilih
prosedur, metode, dan tekhnik belajar mengajar
d. Menerapkan norma dan criteria
keberhasilan kegiatan belajar mengajar
2. Sasaran kegiatan belajar
Tujuan itu bertahap mulaia dari yang
sangat operasional dan konkret, yaitu : tujuan
Intruksional Khusus dan Tujuan
Intruksional Umum, tujuan kurikuler, tujuan nasional, sampai kepada tujuan
yang bersifat universal.
Pada tingkat tujuan universal, manusia harus memiliki kualifikasi :
a.
Pengembangan
bakat secara optimal
b. Hubungan antarmanusia
c.
Efisiensi
ekonomi
d. Tanggung jawab selaku warga Negara
3. Belajar mengajar sebagai suatu sistem
Selaku suatu sistem, belajar mengajar
meliputi suatu komponen, antara lain : tujuan, bahan, siswa, guru, metode,
situasi, dan evaluasi. Agar tujuan itu tercapai, semua komponen yang ada harus
diorganisasikan sehingga antarsesama komponen terjadi kerja sama.
Berbagai persoalan yang biasa dihadapi oleh guru antara lain :
a.
Tujuan-tujuan
apa yang mau dicapai
b. Materi pelajaran apa yang diperlukan
c.
Metode,
alat mana yang harus dipakai
d. Prosedur apa yang akan ditempuh untuk
melakukan evaluasi
Beberapa aspek pribadi
anak didik yang harus dipahami oleh guru :
1. Kecerdasan dan bakat khusus
2. Prestasi sejak permulaan sekolah
3. Perkembangan jasmani dan kesehatannya
4. Kecenderungan emosi dan karakternya
5. Sikap dan minat belajar
6. Cita-cita
7. Kebiasaan belajar dan bekerja
8. Hobi dan penggunaan waktu senggang
9. Hubungan social di sekolah dan di
rumah
10. Latar belakang keluarga
11. Limgkungan tempat tinggal
12. Sifat-sifat khusus dan kesulitan anak
didik
4. Hakikat proses belajar
Kegiatan belajar mengajar kesemuanya
termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru. Jadi , hakikat belajar adalah
perubahan.
5. Entering
behavior siswa
Menurut Abin Syamsuddin, entering behavior akan dapat
diidentifikasi dengan cara:
a.
Secara tradisional, dengan pertanyaan mengenai bahan
yang diberikan sebelumnya sebelum menyajikan bahan baru.
b. Secara Inovatif,
dengan mengadakn pre-test sebelum mereku mulai mengikuti program belajar
mengajar.
Gambaran tentang
entering behavior siswa ialah siswa banyak menolong guru yang antara lain :
a.
Untuk
mengetahui seberapa jauh kesamaan individual siswa dalam taraf
kesiapannya,kematangan,serta tingkat penguasaan pengetahuan dan keterampilan
dasar bagi penyajian bahan baku.
b. Diketahuinya disposisi perilaku siswa
tersebut akan dapat dipertimbangkan dan dipilih bahan, prosedur, metode,
tekhnik serta alat bantu belajar mengajar.
c.
Dengan
membandingkan nilai proses dengan nilai hasil pasca-test atau setelah menjalani
program kegiatan belajar mengajar guru akan mendapat petunjuk seberapa jauh dan
seberapa banyak perubahan perilaku itu telah menjadi dalam diri siswa.
Ada 3 dimensi dalam
entering behavior siswa yang perlu diketahui oleh guru :
a.
Batas-batas
ruang lingkup materi pengetahuan yang telah dimiliki dan diketahui siswa
b. Tingkatan tahapan materi pengetahuan,
terutama kawasan pola-pola sambutan atau kemampuan yang telah dimiliki siswa
c.
Kesiapan
dan kematangan fumgsi-fungsi psikofisik
Sebelum merencanakan
dan melaksanakan kegiatan belaja mengajar guru harus dapat menjawab pertanyaan
:
a.
Sejauh mana batas-batas materi pengetahuan
yang telah dikuasai dan diketahui oleh siswa yang diajar
b. Tingkat dan tahap serta jenis
kemampuan manakah yang telah dicapai dan dikuasai siswa yang bersangkutan
c.
Apakah
siswa sudah cukup siap dan matang untuk menerima bahan dan pola-pola yang akan
diajarkan
d. Berapa jauh motivasi dan minat
belajar yang dimiliki oleh siswa sebelu belajar dimulai
6. Pola-pola belajar siswa
Robert M. Gagne membedakan pola-pola belajar siswa ke dalam 8
tipe, yaitu:
a.
Signal learning (belajar isyarat)
b. Stimulus-response learning (belajar stimulasi-respons)
c.
Chaining (rantai atau rangkaian)
d. Verbal association (asosiasi verbal)
e. Discrimination learning (belajar kriminasi)
f.
Concept learning (belajar konsep)
g.
Rule learning (belajar aturan)
h. Problem solving
(memecahkan masalah)
7. Memilih sistem belajar mengajar
Sistem pengajaran yang menarik
perhatian akhir-akhir ini adalah :
a.
Enquiry-discovery Learning
Adalah belajar
mencari dan menemukan sendiri dimana guru tidak menyajikan bahan pelajaran
dalam bentuk final tapi anak didik diberi peluang untuk mencari dan
menemukannya sendiri dengan menggunakan tekhnik pendekatan pemecahan masalah.
Secara garis besar prosedurnya adalah demikian :
1.
Simulation
2.
Problem statement
3.
Data collection
4.
Data processing
5.
Generalization
b.
Ekspository Learning
Guru menyajikan dalam bentuk yang
telah dipersiapkan secara rapi, sistematis,dan lengkap sehingga anak didik
tinggal menyimak dan mencernanya saja secara tertib dan teratur. Secara garis
besar prosedurnya adalah ;
1. Preparasi
2. Apersepsi
3. Presentasi
4. Resitasi
c.
Mastery Learning
Menurut
Carol,
setiap anak didik akan mampu menguasai bahan kalau diberikan waktu atau
kesempatan yang cukup untuk mempelajarinya sesuai dengan kapasitas
masing-masing anak didik. Dalam kegiatan mastery learning ini guru harus
mengusahakan upaya-upaya yang dapat mengantarkan kegiatan anak didik kea rah
tercapainya penguasaan penuh terhadap bahan pelajaran yang diberikan. Dalam hal
ini, Dr. Suharsimi Arikunto (1988; 35)
mengemukakan 2 buah kegiatan yaitu : pengayaan dan perbaikan. Secara garis besar kegiatan pengayaan dapat
dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
1. Kegiatan pengayaan yang berhubungan
dengan topic modul pokok
2. Kegiatan pengayaan yang tidak
berhubungan dengan topic modul pokok
d.
Humanistic Education
Kemampuan dasar
kecerdasan para siswa sangat bervariasi secara individual. Guru hendaknya
jangan membuat jarak terlalu tajam dengan siswa sebagai siswa senior yang
selalu siap menjadi sumber atau konsultan yang berbicara.
8. Pengorganisasian Kelompok Belajar
Disarankan
pengorganisasian kelompok belajar anak didik sebagai berikut :
1. N 1. Pada situasi
ekstrem kelompok itu mungkin hanya seorang
2 N 2-20. Untuk kelompok
kecil ini sekitar 2 sampai 20 orang.
3. N lebih dari 40 orang.
9. Pengelolaan atau implementasi proses
belajar mengajar.
C.
Implementasi Belajar Mengajar
Job description guru dalam
implementasi proses belajar mengajar adalah :
1. Perencanaan intruksional
2. Organisasi belajar yang merupakan
usaha menciptakan wadah dan fasilitas-fasilitas atau lingkungan yang sesuai
dengan kebutuhan yang mengandung kemungkinan terciptanya proses belajar
mengajar
3. Menggerakan anak didik yang merupakan
usaha memancing, membangkitkan dan mengarahkan motivasi belajar siswa.
4. Supervise dan pengawasan
5. Penelitian yang lebih bersifat
penafsiran yang mengandung pengertian yang lebih luas dibanding dengan
pengukuran atau evaluasi pendidikan.
Komponen-komponen untuk menganalisis proses pengelolaan
belajar mengajar :
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pengarahan
4. Pengawasan
Dalam pengaturan ruang
belajar perlu diperhatikan :
a.
Ukuran
dan bentuk kelas
b. Bentuk serta ukuran bangku dan meja
siswa
c.
Jumlah
siswa dalam kelas
d. Jumlah siswa dalam tiap kelompok
e. Jumlah kelompok dalam kelas
f.
Komposisi
siswa dalam kelompok, yang pandai, yang kurang pandai, jenis kelamin laki-laki
dan perempuan.
Dalam penyusunan
anggota kelompok perlu pertimbangan antara lain :
a.
Kegiatan
belajar apa yang akan dilaksanakan
b. Siapa yang menyusun angota kelompok,
guru, siswa atau guru siswa bersama-sama
c.
Atas
dasar apa kelompok itu disusun
d. Apakah kelompok itu selalu tetap atau
berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan cara belajar.
Pengelompokan siswa
dapat dibedakan ke dalam 3 jenis, yaitu :
a.
Menurut
kesenangan berteman
b. Menurut kemampuan
c.
Menurut
minat
Proses belajar yang bermakna adalah proses belajar yang
melibatkan berbagai aktivitas siswa. Untuk
itu guru harus berupaya untuk mengaktifkan kegiatan tersebut dengan cara ;
a.
Melalui
karyawisata
b. Melalui seminar
HAKIKAT, CIRI, DAN KOMPONEN BELAJAR MENGAJAR
Sebagai kegiatan yang bernilai
edukatif, belajar mengajar mempunyai hakikat,cirri dan komponen. Ketiga aspek
ini diuraikan pada pembahasan berikut :
A.
Hakikat Belajar Mengajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek
dan sebagai objek dari kegiatan pengajaran. Mengajar bagi seorang guru
menghendaki hadirnya sejumlah anak didik. Berbeda dengan belajar, belajar tidak
selamanya memerlukan kehadiran seorang guru. Akhirnya, bila hakikat belajar
adalah perubahan, maka hakikat belajar proses pengaturan yang dilakukan oleh
guru.
B.
Ciri-Ciri Belajar Mengajar
Sebagai suatu proses pengaturan, kegiatan belajar mengajar
tidak terlepas dari cirri-ciri tertentu yang menurut Edi Suardi sebagai berikut :
1. Belajar mengajar memiliki tujuan
yakni membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu.
2. Ada suatu prosedur yang direncanakan,
didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Kegiatan belajar mengajar ditandai
dengan satu penggarapan materi yang khusus.
4. Ditandai dengan aktivitas anak didik.
5. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru
berperan sebagai pembimbing.
6. Dalam kegiatan belajar mengajar
membutuhkan disiplin
7. Ada batas waktu.
8. Evaluasi
C. Komponen-Komponen Belajar Mengajar
Penjelasan dari
komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu
kegiatan. Ny. Dr. Roestiyah, N.K (1989:44) mengatakan bahwa suatu tujuan
pengajaran adalah sebuah deskripsi tentang penampilan perilaku murid-murid yang
kita harapkan setelah mereka mempelajari bahan pelajaran yang kita ajarkan.
2.
Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses
belajar mengajar. Bahan pelajaran menurut Dr.
Suharsimi Arikunto (1990) merupakan
unsur inti yang ada di dalam kegiatan belajar mengajar, karena memang bahan
pelajaran itulah yang diupayakan untuk dikuasai oleh anak didik. Bahan
pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak didik akan memotivasi anak didik
dalam jangka waktu tertentu.
3.
Kegiatan Belajar Mengajar
kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam
pendidikan yang melibatkan semua komponen pengajaran untuk menentukan sejauh mana tujuan
yang telah ditetapkan dapat dicapai.
4.
Metode
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditapkan.
5 faktor yang mempengaruhi penggunaan
metode mengajar :
a.
Tujuan
yang berbagai-bagai jenis dan fungsinya
b. Anak didik yang berbagai-bagai
tingkat kematangannya
c.
Situasi
yang berbagai-bagai keadaannya
d. Fasilitas yang berbagai-bagai
kualitas dan kuantitasnya
e. Pribadi guru serta kemampuan
profesionalnya yang berbeda-beda
5.
Alat
Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai
tujuan pengajaran
6.
Sumber Pelajaran
Sumber belajar merupakan bahan/materi untuk menambah ilmu pengetahuan
yang mengandung hal-hal baru bagi pelajar.
7.
Evaluasi
Evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai tindakan atau suatu proses
untuk menentukan nilai sebagai sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala
sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan.
Tujuan umum dari evaluasi :
a.
Mengumpulkan
data-data yang membuktikan taraf kemajuan murid dalam mencapai tujuan yang
diharapkan
b. Memungkinkan guru menilai
aktivitas/pengalaman yang didapat
c.
Menilai
metode mengajar yang dipergunakan
Tujuan khusus dari
evaluasi :
a.
Merangsang
kegiatan siswa
b. Menemukan sebab-sebab kemajuan atau
kegagalan
c.
Memberikan
bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan, perkembangan dan bakat siswa yang
bersangkutan
d. Memperoleh bahan laporan tentang
perkembangan siswa yang diperlukan orang tua dan lembaga pendidikan
e. Untuk memperbaiki mutu pelajaran/cara
belajar dan metode mengajar. (Abu Ahmadi Widodo Supriyono, 1991:189)
Fungsi evaluasi adalah sebagai berikut :
a.
Unutk
memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses
belajar mengajar, serta mengadakan perbaikan program bagi murid.
b. Untuk memberikan angka yang tepat
tentang kemajuan atau hasil belajar dari tiap murid.
c.
Untuk
menentukan murid di dalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan
tingkat kemampuan yang dimiliki oleh murid.
f.
Untuk
mengenal latar belakang (psikologis, fisik dan lingkungan ) murid yang
mengalami kesulitan-kesulitan belajar, nantinya dapat dipergunakan sebagai
dasar dalam pemecahan kesulitan-kesulitan belajar yang timbul. (Abu Ahmadi
Widodo Supriyono, 1991:189)